Kabupaten Pati, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Kota Pati dikenal dengan sebutan Kota Pensiunan, karena kotanya sebagian dihuni oleh para pesiunan atau purnawirawan yang lahir atau dibesarkan di kota ini, sedang para pemudanya memilih mencari kerja di tempat lain atau merantau ke luar negeri sebagai TKI/TKW, karena minimnya industri di kota ini.
Kota Pati dikenal dengan sebutan Kota Pensiunan, karena kotanya sebagian dihuni oleh para pesiunan atau purnawirawan yang lahir atau dibesarkan di kota ini, sedang para pemudanya memilih mencari kerja di tempat lain atau merantau ke luar negeri sebagai TKI/TKW, karena minimnya industri di kota ini.
Eeittss,....tapi pati dalam hal keindahan dan kebersihan kota juga tak mau kalah lho dengan kota lain....Dengan bentang alam yang demikian beragam, kabupaten Pati memiliki seabrek tempat-tempat pariwisata yang indah. yuk kita telusuri pati dengan berbagai objek wisatanya, beberapa diantaranya adalah :
Air Terjun Tadah Hujan
Air terjun setinggi 75 meter di Kecamatan Sukolilo ini menjadi tempat yang mengasyikkan bagi para muda mudi yang sedang memadu cinta. Meskipun airnya kurang jernih dan bagian bawah air terjun kurang nyaman untuk mandi dan bermain air, namun lokasinya yang di apit oleh tebing di kanan kirinya menimbulkan suasana yang tenang dan romantis.
Selain itu tak jauh di sebelah bawah tersedia sebuah kolam renang berair jernih. Sayang lokasi wisata yang dikelola pemerintah desa setempat ini masih kurang mendapat perhatian dan perawatan.
namun saat kita berkunjung kesana saya sarankan hati-hati... jalan licin saat musim hujan...batu-batunya dapat membuat kita tergelincir....
Air Terjun Santi
Seperti nasib berbagai tempat indah lainnya di Kabupaten Pati, lokasi yang memiliki 3 air terjun ini tidak pernah mendapat perhatian dari Pemda Pati. Namun mugkin karena itu, ketiga air terjun yang bersembunyi di lereng Gunung Muria yang rimbun dan asri ini memiliki nilai eksotis tersendiri. Apalagi karena letak desa Santi yang jauh dari keramain. Jangankan oleh orang luar, orang Pati sendiri banyak yang belum mengenal daerah ini.
Gua Pancur
Sebuah gua besar dan panjang yang di dalamnya diairi air setinggi orang dewasa. Konon panjangnya mencapai belasan kilometer, namun yang bisa dijelajahi dengan alat seadanya hanyalah berkisar kurang dari satu km.
Gua yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen Kabupaten Pati ini pernah pernah menjadi ajang digelarnya Raimuna Daerah Gerakan Pramuka se-Jawa Tengah pada tahun 1996. Sayang lokasi wisata yang awalnya mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten sekarang terbengkalai.
Air Terjun Grenjengan Sewu
Air terjun setinggi ± 75 m. Air terjun yang berada di tengah panorama alam yang indah, kondisi masih alami dan belum digarap. terletak di Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal, ketinggian 485 m di atas permukaan laut. Jarak dari Kota Pati ± 27 Km.memberikan fasilitas Jalan beraspal dan lapisan makadam sampai di Desa Jrahi.
Waduk Gunung Rowo
Waduk Gunung Rowo merupakan sebuah waduk yang terletak di desa Sitiluhur, kecamatan Gembong. Waduk ini terletak di lembah di antara beberapa puncak bukit di lereng Gunung Muria sebelah timur. Luas areal area waduknya sekitar +320 Ha.
Menurut catatan Kantor Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah setempat, waduk ini dibangun semasa pemerintahan Belanda] pada tahun 1928.
Waduk Gunung Rowo memiliki luas +320 Ha dan mampu menampung air sekitar 5,5 juta meter kubik, sekaligus juga sebagai suplai bagi Waduk Seloromo. Dulu Waduk Gunung Rowo bersama Waduk Seloromo mampu mengairi sawah seluas sekitar 10.000 hektar, yang tersebar di wilayah Kecamatan Margorejo, Gembong, Wedarijaksa, Juwana, Tlogowungu, dan Pati.
Selain sebagai sarana penampungan air, waduk ini juga berfungsi sebagai salah satu tempat tujuan wisata di kabupaten Pati meskipun belum dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah setempat.
Di sebelah timur waduk ini terdapat tanggul penahan air yang sekaligus berfungsi sebagai jalan raya untuk kendaraan yang melintasi waduk. Bila kita berdiri di atas tanggul dan menghadap ke timur, kita bisa melihat Laut Jawa secara jelas apabila cuaca sedang dalam kondisi cerah.
Pada saat musim penghujan, air waduk ini akan naik volumenya akibat aliran dari 3 buah sungai yang menjadi sumbernya. Pada saat itu pada permukaan air waduk dapat kita saksikan keindahan dari pemantulan bayangan Gunung Muria yang menjadi latar belakangnya.
Lokasi waduk sangat mudah dijangkau dari Kota Pati sebagai ibukota kabupaten. Dengan banyaknya angkutan kota yang tersedia sampai sore hari, dengan satu kali naik angkutan (Jurusan Pati - Gunung Rowo) sampailah kita ke ujung jalan yang merupakan pintu masuk Waduk Gunung Rowo. Juga bagi yang membawa kendaraan pribadi akan mudah karena tidak banyak persimpangan yang harus di lalui dan hanya mengkuti satu jalan utama yang akan mengantar kita sampai ke lokasi.
Waduk ini berfungsi juga sebagai tempat bagi penduduk setempat yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan di mana mereka biasa menjala ikan yang cukup melimpah di waduk ini. Tidak heran banyak penjual ikan olahan yang membuka warung di sekitar waduk dengan harga terjangkau.
Banyu Urip
Di daerah Margorejo terdapat mata air yang cukup besar, yang digunakan untuk kolam renang. Nama tempat tersebut adalah Banyu Urip. Di sekitarnya terdapat perkebunan jambu monyet (mete).
sekarang banyu urip juga sudah dikembangkan oleh pemeritah daerah setempat, banyak warga setempat yang sering mengunjunginya karena sudah di lengkapi fasilitas dengan adanya kebun binatang mini dan tempat bermain, meskipun dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Waduk Seloromo
Waduk Seloromo adalah sebuah waduk yang terletak di lereng sebelah timur gunung Muria. Secara administratif, waduk ini terdapat di kecamatan Gembong kabupaten Pati provinsi Jawa Tengah, Indonesia.Waduk ini pertama kali dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda pada sekitar tahun 1930. Di sebelah barat waduk ini juga terdapat waduk Gunung Rowo yang merupakan salah satu penyuplai air ke waduk ini.
Waduk yang sebagian besar terletak di desa Gembong kecamatan Gembong kabupaten Pati ini, sekarang menjadi sumber pendapatan bagi desa Gembong dan sekitarnya. Selain sebagai sumber pengairan bagi lahan pertanian (sawah) di kecamatan Gembong dan kecamatan-kecamatan sekitar seperti Wedarijaksa, Juwana, Tlogowungu, dan Pati juga dipergunakan sebagai lokasi pembudidayaan ikan tawar.
Letaknya yang tepat di tengah-tengah ibukota kecamatan sehingga mudah diakses, menjadikan lokasi ini sebagai salah satu tempat wisata alternatif di kabupaten Pati. Selain itu di sekitar area waduk juga sering digunakan sebagai tempat berkemah.
Gua Wareh
Wareh adalah nama sebuah gua kecil yang terletak di kaki perbukitan Pegunungan Kapur Utara, tepatnya di Desa Kedumulyo Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia, sekitar 15 km arah selatan Kota Pati.
Meskipun hanya merupakan sebuah gua kecil dengan panjang tidak lebih dari 200 meter, namun gua ini mempunyai mitos yang lekat di mata penduduk sekitar. Selain itu, air yang mengalir dari dalam gua ini menjadi salah satu sumber air utama bagi desa setempat dan sekitarnya. Baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk mengairi sawah dan ladang.
Bahkan, hampir sebagian besar masyarakat desa menggunakan mulut gua dan sekitarnya sebagai tempat mandi umum. Selain sudah melekat menjadi tradisi, diyakini air yang keluar dari mulut gua ini mempunyai khasiat yang tidak sedikit. Karenanya, tua-muda, lelaki maupun perempuan bergantian mandi di mulut gua ini. Bahkan tidak jarang pengunjung dari luar daerah pun ikut mencobanya.
Mitos gua ini erat sekali hubungannya dengan tokoh Semar yang merupakan sesepuh Punakawan dalam cerita pewayangan. Menurut cerita yang turun temurun, dulunya, di gua inilah Semar sempat beristirat dan bersemadi. Kebenarannya, wallahua'lam.
Namun yang pasti berdasarkan mitos tadilah, hingga sekarang banyak orang yang datang ke gua ini untuk melakukan ritual spiritual. juga untuk mengambil air dari dalam gua yang diyakini berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Selain banyak dikunjungi oleh para pelaku spiritual maupun masyarakat awam yang hanya ingin berekreasi, gua ini juga banyak dikunjungi oleh para Pecinta Alam mengingat di sekitar gua terdapat berbagai lokasi yang enak digunakan untuk camping dan panjat tebing. Selain itu, keramahan penduduk setempat terhadap semua pendatang semakin memberikan kesan yang mendalam.
Di samping Gua Wareh masih terdapat lagi Gua Lawa yang di dalamnya terdapat kubangan air yang sangat luas dan dalam. Di depan gua ini terdapat sebuah aliran sungai dangkal yang diapit oleh dua tebing curam di sisinya. Semakin disusuri ke hulu, sungai semakin terjal dengan batu-batu gunung besar yang menciptakan puluhan air tenjun kecil. Sayang di saat musim kemarau sungai ini mengering.
Di atas Gua Wareh terdapat tebing-tebing batu kapur yang sangat terjal. Tebing-tebing ini sering kali digunakan oleh para Pecinta Alam untuk menguji adrenalinnya. Karena itu di daerah ini sering menjadi ajang camping dan pelatihan panjat tebing bagi para pecinta alam dari seantero Kabupaten Pati bahkan kabupaten-kabupaten sekitarnya.
Gua, sungai, tebing dan kerasnya perbukitan kapur memberikan tantangan kepada setiap orang yang menyukai kegiatan out bond. Selain itu setiap hari libur tempat ini selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai daerah di sekitarnya, apalagi untuk masuk tempat ini tidak dipungut biaya apapun. Sayang, potensi pariwisata ini belum dikelola dengan baik. Bahkan seiring dengan maraknya penambangan batu kapur liar sedikit meninggalkan torehan yang buruk.
semuanya objek wisata ini masing- masing memiliki keindahan dan keunikan yang memikat. Bahkan ada beberapa diantaranya dikembangkan oleh warga sekitar obyek tersebut dan dikelola sebagi tempat tujuan wisata ada juga yang dikelola pemrintah. Tentunya dengan manajemen yang seadanya.Sayang, Pemuda Kabupaten Pati sendiri enggan untuk meliriknya.padahal kalau kita mau mengelola mungkin pati akan lebih maju. Beberapa objek yang dahulu pernah dikembangkan seperti Waduk Gunung Rowo dan Gua Pancur, pelan-pelan namun pasti ditinggalkan pengelolaan dan perawatannya.
Dan, yang terjadi pada akhirnya adalah; objek-objek tersebut terbengkalai bahkan terlupakan dan hanya mampu dinikmati oleh segelintir. Mereka yang masih mampu menikmati keindahan objek-objek tersebut, adalah pecinta lingkungan yang betul-betul masih asri (baca: ekstrem) yang memang hanya terpuaskan oleh keadaan lingkungan yang belum terjamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar